Total Tayangan Halaman

Sabtu, 13 Juni 2015

SUDAHKAH KAMU MENJADI MAHASISWA YANG SESUNGGUHNYA?

Pada tahun 2011, Indonesia telah memiliki 5,6 juta mahasiswa yang tersebar di 33 provinsi. Jumlah mahasiswa yang merupakan mahasiswa baru ada sekitar 1,1 juta mahasiswa dan jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya.  Sementara menurut mantan Sekretaris Jenderal dan Kementrian Kebudayaan, Ainun Naim, jumlah pelajar yang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2014 hanya 30 persen saja. Jumlah ini sebenarnya telah meningkat sebanyak 20% dibanding tahun sebelumnya. Dengan demikian, jumlah mahasiswa pada tahun 2015 telah meningkat dan memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan tahun 2011.
5,6 juta mahasiswa ini merupakan salah satu aset terpenting negara. Mengapa demikian? Mahasiswa merupakan ujung tombak dari generasi muda yang akan melanjutkan keberjalanan Indonesia. Mahasiswa merupakan calon-calon penerus dan pemimpin bangsa karena kemampuan-kemampuan yang akan dimilikinya nanti setelah lulus dari status mahasiswanya. Mahasiswa ini kedepannya dapat menjadi politikus, pemerintah, insinyur, bankir, ahli terapi, dokter, dan masih banyak posisi lain yang dapat dicapainya. Mahasiswa inilah yang kelak akan menggerakkan Indonesia.
Berbicara mengenai mahasiswa, sebenarnya apa itu mahasiswa? Mungkin hal ini masih menjadi pertanyaan bagi beberapa orang. Mahasiswa merupakan sebuah kata yang tersusun dari kata “maha” dan kata “siswa”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “maha” memiliki arti sangat; amat; teramat; sementara siswa memiliki arti murid; pelajar; sehingga mahasiswa dapat didefinisikan sebagai pelajar yang berada pada tingkat yang tertinggi. Tingkat yang tertinggi ini ditempuh di suatu Perguruan Tinggi. 
Beberapa orang di luar sana mungkin hanya memandang mahasiswa sebagai pelajar yang menempuh pendidikan di suatu Perguruan Tinggi. Namun,  menuntut ilmu di suatu Perguruan Tinggi   hanyalah merupakan tiket atau tanda seseorang untuk memiliki status sebagai mahasiswa. Mahasiswa memiliki identitas yang dapat kita jabarkan ke dalam tiga hal berikut, yaitu posisi, potensi, dan peran.  Identitas inilah yang menentukan apakah seseorang benar-benar telah menjadi mahasiswa ataukah belum
Posisi mahasiswa di dalam masyarakat saat ini adalah sebagai masyarakat sipil akademisi. Sebelumnya mahasiswa dijabarkan sebagai masyarakat sipil terpelajar, tapi hal ini kemudian drevisi karena sesungguhnya kelompok terpelajar bukan hanya terdiri dari mahasiswa. Masyarakat lain yang tidak menjadi mahasiswa pun dapat menjadi seorang yang terpelajar. Mahasiswa pun dikatakan sebagai masyarakat sipil akademisi sehingga dapat didefinisikan sebagai masyarakat sipil yang terus belajar dan berhubungan dengan dunia pendidikan secara formal. Adapun masyarakat sipil sendiri memiliki pengertian sebagai masyarakat yang mendukung kemajuan bangsa tanpa menginginkan posisi, kekuasaan, dan keuntungan materi. Posisi yang dimiliki mahasiswa sangat baik, karena sebagai masyarakat sipil, mahasiswa juga merupakan seorang akademisi.
Bagaimana dengan kelompok masyarakat lain? Agar lebih jelas lagi, sebenarnya terdapat tiga kelompok besar masyarakat. Ketiga kelompok itu adalah masyarakat politik, masyarakat ekonomi, dan masyarakat sipil. Masyarakat politik adalah masyarakat yang memperjuangkan sesuatu demi meraih kekuasaan. Contoh dari masyarakat politik ini adalah politikus. Masyarakat ekonomi adalah masyarakat yang melakukan sesuatu demi mengejar keuntungan atau laba. Contoh dari masyarakat ekonomi adalah pedagang, baik pedagang besar maupun pedagang di pasar. Masyarakat sipil merupakan kelompok masyarakat yang berbeda dari kedua kelompok di atas. Masyarakat sipil bertujuan untuk memajukan bangsa dan negara tanpa mengharapkan kekuasaan dan keuntungan.
Potensi adalah sesuatu yang dimiliki seseorang dan dapat dikembangkan dan digunakan untuk membantu dirinya dan orang lain. Lalu, apakah potensi dari mahasiswa itu sendiri? Mahasiswa memiliki potensi-potensi yang sangat besar. Mahasiswa akan terus belajar baik dalam lingkungan akademik maupun non-akademik. Mahasiswa dapat mempelajari banyak hal sekaligus, bukan hanya ilmu akademik yang didapatkannya di dalam kuliah. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan orang lain, mempelajari permasalahan-permasalahan bangsa seperti permasalahan BBM, upah buruh, dan sebagainya. Ada begitu banyak hal yang dapat dipelajari oleh seorang mahasiswa. Akan tetapi, potensi mahasiswa dapat kita kelompokkan dalam tiga kelompok berikut, yaitu hard skill, soft skill, dan idealisme.
Hard skill adalah kemampuan mahasiswa di dalam bidang keilmuan yang dipelajarinya. Hard skill ini dapat diukur dan dapat terlihat secara kasat mata, seperti nilai tes atau ujian, indeks prestasi (IP) dan piagam penghargaan. Hard skill yang dimiliki oleh seorang mahasiswa merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang seterusnya masih dapat dikembangkan. Hal inilah yang membedakan hard skill yang dimiliki oleh seorang mahasiswa dan seorang pekerja. Hard skill yang dimiliki oleh seorang pekerja pada umumnya merupakan kemampuan yang lebih spesifik dan telah dikembangkan dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaannya.
Soft skill merupakan kemampuan mahasiswa yang berhubungan dengan emosi dan tidak kasat mata atau tidak dapat diukur secara langsung (subjektif). Soft skill merupakan kemampuan mahasiswa yang didapat dari interaksi mahasiswa dengan lingkungan sekitarnya. Sebut saja kegiatan belajar kelompok, presentasi, kerja sama tim, kegiatan kepanitiaan, kegiatan sosial, kajian, dan seminar. Soft skill dibutuhkan oleh seorang mahasiswa untuk mendukung hard skill yang dimilikinya. Soft skill dapat berupa kemampuan memimpin, kemampuan berbicara di depan umum (public speaking), manajemen waktu, kemampuan mempersuasif orang lain, mendengarkan orang lain, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengontrol emosi.
Perpaduan antara hard skill dan soft skill yang dimiliki oleh seorang mahasiswa dapat melahirkan prinsip atau cara pandang. Cara pandang yang dipegang oleh mahasiswa inilah yang disebut sebagai idealisme. Cara pandang ini diperoleh mahasiswa dari hard skill yang diperoleh dalam kegiatan perkuliahan dan soft skill yang diperoleh dari kegiatan berorganisasi. Cara pandang yang dimiliki mahasiswa biasanya bersifat lebih normatif atau idealis dan terkesan polos. Hal ini disebabkan cara pandang yang dimiliki masih murni dan tidak ada campur tangan atasan, tuntutan kerja atau keinginan untuk mencari keuntungan. Cara pandang ini mungkin terkesan kurang baik, tapi sebaiknya dipertahankan.
Nah, dengan memiliki posisi yang begitu baik dan potensi yang begitu besar, tentunya mahasiswa memiliki peran yang besar pula. Mahasiswa memiliki berbagai peran yang penting di dalam masyarakat. Ada beberapa jenis pengelompokan peran yang dimiliki oleh mahasiswa. Akan tetapi terdapat dua peran pokok mahasiswa, yaitu 1) menjadi generasi bangsa penerus dan sebagai penurun nilai-nilai kepada generasi berikutnya dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya  dan 2) membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam masyarakat dengan menggunakan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat, mahasiswa juga sebaiknya dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Kedua peran pokok mahasiswa di atas sebenarnya diperoleh dari peran-peran mahasiswa sebagai 1) Iron Stock (Persediaan besi); 2) Agent of Change (Agen perubahan) ; 3) Guardian of Value (Penjaga Nilai); dan  4) Role Model (Contoh masyarakat). Mahasiswa dapat diibaratkan sebagai besi, yaitu suatu benda yang dapat dibentuk menjadi sesuatu yang diinginkan, suatu benda yang apabila ditempa akan menjadi semakin kuat, dan suatu benda yang apabila dihias akan menjadi sesuatu yang indah dan berguna. Mahasiswa dapat dibentuk dan ditempa menjadi penerus bangsa yang dapat memajukan bangsa. Mahasiswa kemudian dapat menjadi agen perubahan. Mahasiswa dapat mengubah sesuatu yang salah menjadi lebih benar. Perubahan ini dapat terjadi karena banyaknya jumlah mahasiswa yang ada di dalam suatu negara. Kemudian mahasiswa juga harus menjadi penjaga nilai-nilai yang telah mereka terima sebelumnya. Nilai-nilai inilah yang kemudian dapat diwariskan kepada generasi-generasi berikut. Mahasiswa yang memiliki begitu banyak potensi haruslah menjadi contoh bagi masyarakat. Suatu lingkungan masyarakat akan berjalan menuju arah yang lebih baik bilamana terdapat penggerak dan contoh yang baik di tengah-tengah mereka. Itulah peran seorang mahasiswa.
Lalu, bagaimana cara seorang mahasiswa memiliki identitas yang seharusnya dimilikinya? Sebelumnya seorang  mahasiswa harus memahami arti kemahasiswaan. Apakah kemahasiswaan itu? Kemahasiswaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seluk beluk mahasiswa; sesuatu yang berkaitan dengan kemahasiswaan.  Lalu, apa hubungannya antara kemahasiswaan dan meraih identitas mahasiswa?
Kemahasiswaan itu sendiri merupakan suatu proses pembelajaran. Untuk memperoleh hard skill, kita butuh proses pembelajaran dari ilmu yang kita tekuni. Tanpa belajar, ilmu tersebut tidak akan ada di dalam kita dan tentu saja tidak akan menjadi kemampuan yang kita miliki. Pembelajaran itu sendiri adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti. Pembelajaran tidak memiliki batasan waktu dan ruang. Mahasiswa bisa belajar apa saja, dimana saja, dan kapan saja. Pada saat kita berinteraksi dengan orang lain pada saat itu pula lah proses belajar mengenai orang lain itu dimulai. Pada saat kita berbincang-bincang dengan sesama, pada saat itu lah proses belajar berdiskusi dan berinteraksi dilakukan. Saat kita menjadi seorang anggota dalam suatu kegiatan, pada saat itu kita dapat belajar untuk mendengarkan dan melaksanakan perintah atasan. Saat kita mengajukan diri sebagai seorang pemimpin pada saat itulah kita belajar untuk menjadi berani memikul tanggung jawab. Saat kita menjadi seorang ketua dalam suatu kegiatan, pada saat itu pulalah kita belajar untuk memimpin orang lain. Saat kita berusaha menyeimbangkan kegiatan non akademik dengan akademik, pada saat inilah kita belajar untuk mengatur waktu dengan baik. Proses pembelajaran terjadi kapan saja dan dimana saja.
Seorang mahasiswa tidak boleh lelah dan berhenti belajar karena ini merupakan inti dari menjadi seorang mahasiswa. Proses pembelajaran inilah yang membentuk seorang mahasiswa menjadi mahasiswa yang sesungguhnya yang sungguh-sungguh memiliki hard skill dan soft skill. Ruang dan lingkungan tempat kita melaksanakan pembelajaran inilah yang akan membentuk kita dan membantu kita untuk memiliki prinsip dan cara pandang yang tepat.
Kalau demikian, bagaimana cara seorang mahasiswa memperoleh suatu pembelajaran yang tepat? Tidak ada rumus pembelajaran yang tepat. Semua jenis pembelajaran dapat dilakukan sesuai minat dan bakat dari seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa bisa membagi-bagi porsi pembelajaran yang diinginkannya. Selama seorang mahasiswa masih memiliki keinginan untuk belajar, maka ia dapat mengembangkan dan mengasah kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.
Tugas pokok mahasiswa adalah belajar dalam bidang akademik. Tugas ini kemudian harus dipertanggungjawabkan kepada orang tua maupun penanggung jawab mahasiswa tersebut (pemberi beasiswa). Akan tetapi, apabila seorang mahasiswa tidak mengembangkan dirinya dalam bidang lain maka kemampuan mahasiswa tersebut tidak akan seimbang. Mahasiswa tersebut tidak memiliki kemampuan lain yang dapat menyokong bidang akademiknya. Oleh sebab itu, mahasiswa harus mengikuti kegiatan lain di luar kegiatan akademik.
Semua perguruan tinggi pasti memfasilitasi kegiatan mahasiswa non akademik, misalkan kabinet mahasiswa, unit atau klub minat, dan himpunan mahasiswa jurusan. Kegitatan-kegiatan seperti ini dapat memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan soft skill yang dimilikinya. Mahasiswa dapat melatih kemampuan berpikir cepat, berdiskusi, berdebat, berbicara di depan umum, menjadi pemimpin, mepersuasif orang, menjadi pendengar yang baik, manajemen waktu yang baik, dan kemampuan untuk bertahan di dunia yang sesungguhnya.
Tapi ingatlah wahai teman-temanku sesama mahasiswa. Kemampuan-kemampuan yang kita miliki itu tidak akan ada gunanya apabila tidak kita manfaatkan untuk hal-hal yang lebih baik. Ingatlah bahwa kita merupakan generasi penerus bangsa dan bahwa kita adalah iron of stock dari negara ini. Kita ada untuk memajukan negara dan menyejahterakan negara kita. Kita juga ada disini untuk menjaga nilai-nilai yang ada dan meneruskannya kepada generasi selanjutnya. Kita harus dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dan generasi selanjutnya.
Bagaimana cara kita mewujudkan peran kita tersebut? Memang, caranya tidak semudah yang kita bayangkan. Tapi sebagai mahasiswa, kita dapat mulai dengan pembelajaran dan pengajaran kepada mahasiswa lain, baik mahasiswa seangkatan kita, maupun mahasiswa lintas angkatan. Mahasiswa juga dapat melaksanakan penelitian yang dapat berguna bagi masyarakat dan kemudian dapat melakukan pengabdian masyarakat. Hal ini tentu saja telah tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu 1) Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian dan Pengembangan, dan 3) Pengabdian Masyarakat.
Banyak kegiatan yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi ini, terutama dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan. Misalnya di dalam Kabinet Mahasiswa sendiri telah terdapat projek pengabdian masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial. Sebagai mahasiswa kita dapat memberikan partisipasi kita dalam bentuk sekecil apapun ke dalam kegiatan ini. Di dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan sendiri terdapat banyak kegiatan yang menunjang kegiatan  keprofesian, disinilah mahasiswa dapat mengembangkan dirinya dan mempersiapkan diri menuju dunia keprofesian. Di dalam berbagai kegiatan di kampus, telah banyak pula kegiatan yang menunjang pendidikan dan pengajaran, misalkan kegiatan belajar kelompok dan tutorial.

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah, seorang mahasiswa harus melaksanakan kegiatan kemahasiswaan, yaitu pembelajaran, untuk benar-benar menjadi mahasiswa dengan memenuhi identitas mahasiswa itu sendiri (Posisi, Potensi, dan Peran). Mahasiswa dapat melaksanakan berbagai kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Akan tetapi, identitas dari mahasiswa tidak akan lengkap tanpa adanya pelaksanaan dari peran yang dimiliki mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar