Total Tayangan Halaman

Sabtu, 13 Juni 2015

KEPROFESIAN TEKNIK KIMIA

Mahasiswa merupakan ujung tombak generasi penerus bangsa.
Masih ingatkah teman-teman akan kalimat di atas? Bila ya, maka teman-teman sekalian telah mendengarkan orang-orang yang benar, atau mungkin teman-teman sekalian telah membaca artikel yang telah saya tuliskan sebelumnya mengenai kemahasiswaan. Judulnya adalah, “Sudahkah Kamu Menjadi Mahasiswa yang Sesungguhnya?”
Nah, mari kita ingat kembali alasan di balik kalimat di atas. Salah satu alasan terpenting dari kalimat di atas adalah keprofesian dari seorang mahasiswa. Apa itu keprofesian? Sebenarnya, arti kata keprofesian sendiri tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Akan tetapi, pengertian “profesi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu.  Dari pengertian ini kita dapat melihat perbedaan antara profesi dan pekerjaan. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian atau keterampilan tertentu. Contoh dari profesi adalah insinyur proses di dalam suatu pabrik.
Sedangkan fungsi dari imbuhan ke- dan –an pada kata dasar dapat memberikan makna kata benda yang abstrak, membentuk kata kerja yang pasif, dan membentuk kata sifat. Sedangkan pada kata keprofesian sendiri, fungsi imbuhan ke- dan –an berfungsi sebagai kata benda yang abstrak.
Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keprofesian adalah suatu bidang yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.
Setiap mahasiswa dapat menentukan sendiri bidang keprofesian yang diinginkannya dan pilihan ini akan berdampak besar bagi kemajuan bangsa kita. Beberapa keprofesian lebih dibutuhkan di bandingkan keprofesian lainnya. Akan tetapi, banyak pula keprofesian yang kurang diminati namun ternyata dibutuhkan oleh negara kita. Contohnya saja, belakangan ini para lulusan insinyur banyak yang meminati profesi oil and gas karena konon profesi ini memberikan gaji yang besar. Karenanya, banyak bidang pekerjaan lain yang kurang diminati padahal dibutuhkan oleh negara kita, sebut saja bidang pertanian dan kelautan. (Ingat kan, negara kita adalah negara agraris dan negara maritim? Seharusnya negara kita juga kuat dalam bidang pertanian dan kelautan)
Mungkin saya masih sangat kurang berpengalaman dalam bidang keprofesian, tapi saya ingin mencoba membagikan apa yang saya ketahui dalam bidang keprofesian ini. Saya akan bercerita mengenai bidang keprofesian khususnya bagi para insinyur teknik kimia.
Sebelum memulai perbincangan mengenai keprofesian teknik kimia, ada baiknya kita semua tahu apa itu teknik kimia.
Teknik kimia adalah suatu cabang ilmu teknik/rekayasa yang mempelajari pemrosesan barang mentah menjadi barang yang berguna secara ekonomis, dengan langkah-langkah yang melibatkan peristiwa kimia, biologis dan /atau fisis sehingga mengalami perubahan tingkat wujud, kandungan energi, atau komposisi.
Pada dasarnya ilmu yang dipelajari di dalam teknik kimia adalah ilmu kimia dan fisika yang digunakan untuk merekayasa suatu barang dan melibatkan faktor ekonomi dan sosial. Dasar-dasar ilmu yang dipelajari di teknik kimia sendiri adalah ilmu fisika, ilmu kimia, dan ilmu termodinamika. Mungkin karena namanya yang “berbau” kimia, orang-orang berpikir bahwa akan banyak ilmu kimia yang dipelajari di dalam teknik kimia. Pada kenyataannya, ilmu yang paling mendasar yang dipelajari adalah ilmu fisika dan termodinamika.
Menurut pendapat saya pribadi, ilmu teknik kimia adalah suatu ilmu yang dapat dipelajari dengan mengandalkan kemampuan matematika, berlogika, dan tentu saja kemauan untuk belajar yang kuat dan kerja keras. Karenanya, hasil dari pembelajaran ilmu teknik kimia itu sendiri adalah suatu kemampuan untuk berpikir layaknya seorang insinyur proses. Sementara itu, seorang insinyur proses dapat ditempatkan di berbagai bidang keprofesian yang memiliki atau menjalankan suatu proses. Contohnya adalah bidang oil and gas, petroleum, Fast Moving Customer Goods (FMCG), perbankan, dan dunia pendidikan. Jadi, seorang lulusan teknik kimia dapat ditempatkan dimana saja, tergantung minat dari insinyur tersebut.
Banyaknya pilihan bidang keprofesian yang ditawarkan oleh ilmu teknik kimia ternyata tidak membuat pilihan pekerjaan mahasiswa tersebar merata. Mayoritas mahasiswa teknik kimia mengincar bidang keprofesian oil and gas karena bidang ini konon memberikan gaji awal yang tinggi dan juga memberikan kualitas yang baik dalam bidang training pekerja.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai bidang keprofesian sesudah ia lulus dari perguruan tinggi. Di ITB, mahasiswa yang duduk di bangku Tahap Persiapan Bersama (TPB) harus memilih jurusan yang diinginkan. Sementara itu, rendahnya pengetahuan mahasiswa-mahasiswa ini terhadap jurusan-jurusan yang ada membuat mereka memilih jurusan berdasarkan keprofesian yang populer dalam bidang tersebut atau berdasarkan ilmu yang dipelajari dan tingkat kesulitan akademik yang ada pada jurusan tersebut. Kebanyakan dari mahasiswa baru ini masih belum mengerti keprofesian apa saja yang terdapat di jurusan yang mereka pilih.
Dalam bidang teknik kimia sendiri, tentu tak hanya bidang keprofesian minyak dan gas yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Bidang keprofesian yang dapat dipilih sarjana teknik kimia memang sangat luas, oleh sebab itu mari kita bahas beberapa bidang keprofesian yang umum dipilih oleh mahasiswa teknik kimia.
1.      Oil and Gas. Oil & gas merupakan salah satu bidang keprofesian yang menjadi favorit mahasiswa teknik kimia. Pasalnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ini memberikan gaji dan fasilitas yang baik bagi para pekerjanya. Selain itu, pengembangan karir yang baik juga menjadi suatu alasan tersendiri. Sebut saja perusahaan-perusahaan oil & gas terkemuka baik milik negri maupun milik asing, Schlumberger, Pertamina, Chevron, Total, Shell, Conoco Phillips, Medco, dan Exxon Mobil. Walaupun bidang keprofesian ini pada dasarnya merupakan ladang pekerjaan sarjana lulusan Teknik Perminyakan, banyak insinyur dari berbagai bidang keilmuan lain mengincar pekerjaan ini. Umumnya, sarjana teknik kimia dapat ditempatkan pada posisi Production Engineer atau bahkan dapat diterima sebagai Petroleum Engineer.
2.      Fast Moving Consumer Goods (FMCG). FMCG merupakan bidang yang bergerak untuk memproduksi barang konsumen yang digunakan oleh konsumen sehari-hari. Contoh produk-produk yang dihasilkan adalah shampoo, sabun, odol, makanan ringan (snack), dairy goods (produk yang mengandung susu seperti susu UHT, keju, dan lain-lain), dan minuman ringan. Ilmu yang dipelajari di dalam teknik kimia sangat diperlukan dalam bidang-bidang ini, terutama pada bagian proses. Selain itu, dengan menekuni bidang ini, seseorang dapat meningkatkan business sense yang dimilikinya (karena pada dasarnya bidang FMCG merupakan bidang yang selalu membutuhkan inovasi dan memberikan tantangan yang baru setiap harinya. Mengapa? Karena produk FMCG yang dihasilkan selalu bertambah dan memiliki kualitas yang terus meningkat setiap harinya). Perusahaan FMCG yang terkenal dan sering menjadi sasaran para mahasiswa adalah Unilever, Nestle, P&G, Orang Tua, dan  KAO. Sarjana teknik kimia dapat ditempatkan di bagian mana saja pada bidang keprofesian ini, bisa pada bidang produksi, proses, business & mareketing, bahkan ke dalam bidang HRD.
3.      Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC). EPCC adalah bidang yang sangat sesuai dan sangat menggunakan ilmu teknik kimia. Hampir semua ilmu yang dipelajari di teknik kimia digunakan di dalam bidang ini. Pada bidang ini, seorang insinyur akan bekerja sama dengan insinyur lain untuk merancang suatu pabrik, membangun pabrik, mengecek kualitas suatu pabrik, menambah kualitas pabrik dengan merombak susunan pabrik, dan mengecek sumber permasalahan dari suatu pabrik (troubleshooting). Insinyur teknik kimia akan diminta untuk membuat PFD dan P&ID (diagram proses dan diagram alir), analisis NME (Neraca Massa dan Energi), ukuran dan materi penyusun peralatan, dan peletakan unsur-unsur pabrik. Bidang EPCC ini merupakan bidang yang berfungsi untuk membangun suatu pabrik (industri) sehingga sangat dibutuhkan pula oleh negara kita saat ini untuk memajukan perindustrian negara. Perusahaan-perusahaan yang favorit pada bidang EPCC ini adalah Rekayasa Industri (Rekin), KBR, IKPT, Tripatra, Saipem, dan lain-lain.
4.      Petrokimia. Bidang petrokimia banyak melibatkan proses pencampuran, proses pemisahan, dan proses konversi yang erat kaitannya dalam bidang teknik kimia. Proses yang digunakan disini adalah proses kimia yang memanfaatkan ilmu fisika untuk meningkatkan kualitas dari konversi dan laju reaksinya. Intinya, bidang petrokimia merupakan bidang yang menggunakan proses untuk menghasilkan barang jadi dimana proses ini adalah ilmu yang dipelajari oleh seorang sarjana teknik kimia. Contoh pekerjaan yang dilakukan sarjana teknik kimia adalah process engineer dan tugasnya adalah menganalisis kolom distilasi, reaktor sintesis, kolom absorber, melaksanakan troubleshooting, dan pengolahan limbah. Contoh-contoh produk dari bidang petrokimia sendiri adalah pupuk urea dan pupuk amonia. Tentu kedua produk ini adalah hal penting yang dibutuhkan negara kita untuk meningkatkan bidang pertanian dan perkebunan.
5.      Industri Kimia. Industri kimia ini tidak berbeda jauh dengan petrokimia, hanya saja bahan baku yang digunakan dan produk yang dihasilkan lebih luas dan membutuhkan perlakukan yang berbeda-beda.
6.      Konsultan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, seorang sarjana teknik kimia akan memiliki kemampuan berlogika yang baik dan disertai dengan kemampuan analisis yang baik. Pada bidang ini, hal yang ditekankan adalah problem solving dengan metode yang kreatif dan inovatif. Konsultan disini tidak hanya bertugas menyelesaikan masalah yang menyangkut bidang teknik kimia saja, melainkan juga berbagai bidang lainnya seperti bisnis, pendidikan, dan jasa. Beberapa perusahaan konsultan yang terkenal adalah McKinsey & Company, BCG, dan Accenture.
7.      Bidang Energi. Bidang energi terutama bioenergi akan menjadi salah satu bidang yang diperlukan di Indonesia mengingat sumber daya alam Indonesia yang melimpah (perkebunan kelapa sawit, pohon aren, pohon nyamplung, pohon pongam dan lain sebagainya yang dapat digunakan sebagai sumber bioenergi) dan kebutuhan Indonesia dalam bidang energi. Bioenergi dapat menghasilkan bioetanol dan biodiesel yang dapat memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Bidang ini masih menjadi bidang riset pemerintah namun cukup menjanjikan bagi sarjana teknik kimia.
8.      Bidang Pendidikan dan Penelitian (Research and Development). Tentu seorang sarjana teknik kimia dapat menjadi pendidik (dosen) dan menjadi peneliti juga. Tak sedikit sarjana teknik kimia yang menjadi pendidik sekaligus peneliti. Mengambil bidang ini bukan berarti memiliki gaji yang rendah atau karena tidak diterima bekerja di perusahaan. Seorang dosen dapat diikutsertakan dalam projek pemerintah dan perusahaan dan upah yang diberikan kepada dosen juga bukan merupakan nilai yang kecil. Orang-orang yang berkecimpung di bidang ini biasanya adalah orang yang senang untuk terus belajar dan membagikan ilmu yang dimilikinya bagi orang lain.
9.      Bisnis dan Wirausaha. Banyak sarjana teknik kimia yang membuka usahanya sendiri. Tidak ada salahnya mencoba melakukan sesuatu yang baru dan kreatif. Misalkan saja, seorang sarjana teknik kimia dapat menciptakan teknik pengolahan air dan membangun perusahaannya sendiri. Bisa juga dengan membuat pabrik yang menghasilkan produk bioenergi dari bahan baku sumber daya alam yang memiliki nilai jual yang rendah.
Banyak sekali bukan, bidang keprofesian yang dapat dipilih oleh seorang sarjana teknik kimia?

Ada satu saran dari saya. Pilihlah bidang keprofesian yang kita inginkan bukan hanya berdasarkan pada gaji saja, melainkan apa yang menjadi minat kita. Apabila kita hanya mengincar gaji yang tinggi saja maka kita hanya akan bekerja seperti robot dan seperlunya saja. Ingatlah akan semua aspek yang telah membantu kita berada di posisi kita nanti. Contoh kecil, ingatlah kepada orang tua dan negara kita. Berikanlah kontribusi yang baik bagi kemajuan negara kita, karena itulah peran kita sebagai mahasiswa. Masih ingat artikel yang sebelumnya bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar