Total Tayangan Halaman

Sabtu, 13 Juni 2015

KADERISASI

Belakangan ini semakin banyak kegiatan pengaderan yang dilakukan di lingkungan pendidikan, terutama di lingkungan saya belajar, yaitu ITB. Pengaderan ini biasanya dilakukan sebagai suatu syarat untuk memasuki suatu perkumpulan, misalkan unit kegiatan mahasiswa ataupun himpunan mahasiswa jurusan. Pengaderan ini tidak terbatas pada perkumpulan-perkumpulan resmi, namun perkumpulan kecil seperti pertemanan pun terkadang memiliki sistem pengaderannya sendiri.

Apa itu kaderisasi?

Kaderisasi atau pengaderan, keduanya terbentuk dari kata dasar kader. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kader adalah 1) perwira atau bintara dalam ketentaraan; 2) orang yang memegang peran penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya. Sedangkan pengaderan memiliki arti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader.
Jadi, sebenarnya pengaderan itu adalah proses atau cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi perwira atau bintara atau orang yang memegang peran penting dalam pemerintahan. Ya, sesungguhnya istilah kaderisasi atau pengaderan ini erat digunakan dalam bidang militer ataupun politik. Namun, istilah kaderisasi atau pengaderan ini telah menjadi lebih umum dan sering digunakan mahasiswa dan pelajar. Jadi, apa sebenarnya kaderisasi itu?
Kaderisasi adalah proses atau cara mendidik dan membentuk seseorang menjadi kader di dalam suatu organisasi atau perkumpulan. Baik arti kata kader dan kaderisasi telah meluas dan memiliki tambahan arti penerus nilai-nilai dan penurunan nilai-nilai. Sehingga, arti kaderisasi dan pengaderan yang tepat di dalam dunia kemahasiswaan adalah proses penurunan nilai-nilai yang dipegang oleh suatu perkumpulan/organisasi kepada penerus organisasi/perkumpulan (kader).

Apakah Kaderisasi itu perlu?

Hal inilah yang selalu menjadi perbincangan orang-orang. Beberapa pihak merasa bahwa kaderisasi itu tidak perlu, hanya buang-buang waktu, lebih baik fokus pada kegiatan akademik saja. Di lain pihak, mereka setuju bahwa kaderisasi itu penting dan merupakan ujung tombak suatu organisasi. Lalu, bagaimana pendapat teman-teman sekalian?
Saya sendiri setuju bahwa kaderisasi itu perlu di dalam mempertahankan keberjalanan suatu organisasi. Mengapa? Suatu organisasi tanpa pemimpin akan berjalan tanpa arah, tetapi suatu organisasi tanpa massa (anggota) bukanlah suatu organisasi. Artinya, suatu organisasi membutuhkan anggota. Tapi, anggota seperti apakah yang diinginkan?
Suatu organisasi tentunya memiliki suatu dasar dan tujuan, dan akan lebih baik lagi kalau suatu organisasi memiliki budaya-budaya atau nilai-nilai yang baik. Atas dasar dan tujuan yang dimilikinya ini, suatu organisasi membutuhkan anggota yang sedemikian rupa sehingga cocok dengan dasar dan tujuan. Setiap anggota baru yang ingin masuk ke dalam himpunan tentunya memiliki bentuk dan tujuan yang berbeda. Bentuk dan tujuan yang berbeda-beda ini harus diarahkan dan dibentuk untuk memiliki hal yang serupa dan searah dengan dasar dan tujuan dari organisasi tersebut. Lalu, bagaimana cara mengarahkan dan membentuk anggota-anggota tersebut? Tentu saja dengan kaderisasi.
Perlu kita ingat kembali bahwa kaderisasi adalah proses penurunan nilai dan tujuan dari penurunan nilai ini adalah untuk menyelaraskan bentuk dan tujuan anggota baru.
Bayangkan anggota baru tanpa adanya kaderisasi. Mahasiswa baru ini tidak semuanya mengetahui tujuan dari adanya organisasi dan akan bergerak secara sporadis. Mahasiswa baru tidak semuanya memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat sehingga tidak semua mahasiswa segera akrab dengan teman dan seniornya. Efek jangka panjang dari hal ini adalah ketidak-pahaman atas apa yang harus dikerjakan dan dicari di dalam suatu organisasi dan ketidaknyamanan yang dimiliki oleh mahasiswa baru ketika berada di dalam organisasi tersebut. Hasilnya adalah, mahasiswa baru akan banyak yang meninggalkan organisasi itu. Hal yang kita takutkan sebelumnya suatu saat akan terjadi, yaitu suatu organisasi tanpa massa.
Akan tetapi, kaderisasi di berbagai organisasi sering kali disalahgunakan untuk melampiaskan kebosanan dan mungkin pelampiasan emosi dari senior kepada adik-adiknya (anggota baru). Kaderisasi yang demikian, yang menggunakan metode-metode kasar dan tidak perlu seharusnya dirombak kembali. Kaderisasi yang demikian menumbuhkan mental yang tidak baik dan bisa mengakibatkan dendam yang tidak perlu antar peserta.
 Kaderisasi yang benar adalah kaderisasi yang sesuai dengan dasar dan tujuan terbentuknya suatu organisasi. Jadi, dengan kata lain kaderisasi itu perlu tapi harus dijalankan dengan metode yang tepat dan sesuai dengan dasar dan tujuan suatu organisasi.

Jenis-jenis kaderisasi

Ada berbagai macam kaderisasi di ITB. (Oke, jadi kali ini kita berbicara hanya di dalam lingkup ITB saja). Pengelompokan jenis kaderisasi di ITB didasarkan kepada kelompok perkumpulan/organisasi yang melaksanakan kaderisasi. Berikut adalah jenis-jenis kaderisasi di ITB.

OSKM ITB (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa ITB)

OSKM ITB selalu dilaksanakan setiap tahun untuk menyambut mahasiswa baru. Mahasiswa baru yang biasanya berjumlah lebih dari 4000 ini akan dikaderisasi oleh mahasiswa tingkat 2 yang telah melaksanakan diklat terpusat dan diklat divisi. OSKM ini dilaksanakan oleh Keluarga Mahasiswa ITB. Apa yang menjadikan OSKM ITB ini penting? Mahasiswa baru pada umumnya belum mengetahui mengenai seluk beluk kehidupan kemahasiswaan dan kegiatan-kegiatan yang ada di ITB. OSKM ini bertujuan untuk mengenalkan Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, organisasi-organisasi yang ada di dalam ITB (misalkan UKM dan HMJ), dan terutama nilai-nilai yang penting sebagai seorang mahasiswa. Materi yang paling penting ditanamkan bagi mahasiswa baru adalah identitas mahasiswa itu sendiri. Posisi, potensi, dan peran mahasiswa.  Mahasiswa baru ini harus sadar akan tujuan mereka menjadi mahasiswa. Mahasiswa baru juga biasanya diajarkan budaya-budaya penting yang dimiliki mahasiswa ITB.
Dari tahun ke tahun, metode kaderisasi yang dilaksanakan oleh Keluarga Mahasiswa ITB selalu menjadi lebih baik. Perbaikan metode dan materi selalu dilaksanakan. Akan tetapi, memang masih ada unsur-unsur kaderisasi yang kurang baik, misalkan agitasi yang melibatkan emosi dan unsur menakut-nakuti dari kakak tingkat. Akan tetapi, menurut beberapa orang, kegiatan OSKM ini tidak sebanding dengan kegiatan osjur (ospek jurusan) yang relatif lebih berat dan menguras emosi.
Jadi, hal yang penting dari OSKM ini adalah penanaman nilai-nilai kemahasiswaan secara umum dan pengenalan Keluarga Mahasiswa ITB untuk mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa baru dalam melaksanakan kehidupan mahasiswanya di ITB.

Kaderisasi Unit Kegiatan Mahasiswa

Kaderisasi Unit Kegiatan Mahasiswa dilakukan oleh suatu unit sebagai proses penerimaan anggota baru. Kaderisasi yang dilakukan bervariasi dan tergantung UKM tersebut. Biasanya, UKM dalam rumpun seni dan olahraga memiliki sistem kaderisasi yang lebih berat dan ketat dibandingkan rumpun-rumpun lain. Kaderisasi yang dilaksanakan oleh UKM biasanya bertujuan untuk mempererat kekeluargaan anggota-anggota baru (pemberian tugas untuk wawancara teman seangkatan), memperkenalkan anggota-anggota UKM (pemberian tugas wawancara kakak tingkat di UKM), dan meningkatkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap UKM yang telah dipilihnya (pemberian tugas yang berkaitan dengan tujuan UKM).
Menurut saya pribadi, beberapa kaderisasi di UKM kadang-kadang terlalu memakan waktu dan tenaga dan tidak perlu. Apabila kita melihat kembali alasan terbentuknya suatu UKM, yaitu atas suatu minat dan tujuan yang sama (misalkan terbentuknya ITB Student Orchestra karena keinginan dan tujuan yang sama dari beberapa mahasiswa untuk membentuk suatu orkestra, atau terbentuknya Unit Basket Ganesha karena minat olah raga yang sama), seharusnya kaderisasi tidak perlu memakan waktu lama dan sebaiknya dipusatkan pada kegiatan-kegiatan UKM seperti latihan bersama, atau berkumpul bersama.

Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Terpusat OSKM

Diklat Terpusat OSKM dilakukan untuk melatih dan menanamkan kembali nilai-nilai kemahasiswaan kepada mahasiswa TPB yang akan naik ke tingkat dua. Tujuan utama dari Diklat Terpusat ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa TPB untuk menjadi pengkader (pelaksana kaderisasi) bagi kegiatan OSKM dan sebagai persiapan mahasiswa di dunia kemahasiswaan tingkat dua yang tentunya lebih berat dibandingkan masa TPB. Diklat Terpusat ini juga dilaksanakan untuk melakukan distribusi peserta diklat dalam kepanitiaan OSKM.

Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Divisi Lapangan OSKM

Diklat Divisi Lapangan OSKM yang biasanya disingkat menjadi Diklat Divisi ini merupakan Diklat dan kaderisasi lanjutan dari Diklat Terpusat. Diklat ini ditujukan bagi panitia lapangan OSKM, yaitu panitia Mentor, panitia Medik, dan panitia Keamanan. Diklat Divisi merupakan diklat yang tergolong berat karena mengharuskan pesertanya untuk melakukan banyak tugas (untuk menambah dan memperkaya wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa baru) dan melaksanakan pelatihan fisik. Porsi dari masing-masing diklat divisi berbeda tergantung tugas dari panitia lapangan itu sendiri. Diklat ini merupakan salah satu sarana untuk semakin mengenal teman seangkatan yang beda jurusan.

Osjur (Ospek Jurusan)

Osjur atau ospek jurusan adalah kaderisasi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan terhadap mahasiswa tingkat dua yang ingin memasuki Himpunan Mahasiswa Jurusan. Pada umumnya, hampir semua mahasiswa tingkat dua ingin memasuki HMJ. Banyak alasan yang mereka miliki untuk memasuki suatu HMJ. Alasannya beragam, mulai dari alasan sepele seperti ikut-ikutan teman, dan alasan yang berbobot seperti ingin ikut berkontribusi bersama anggota HMJ yang lain untuk menghasilkan karya yang berguna bagi bangsa dan negara.
Osjur merupakan kaderisasi yang dianggap paling penting bagi beberapa orang. Hal ini dikarenakan osjur menentukan diterima atau tidaknya seseorang di dalam suatu himpunan. Beberapa himpunan di ITB memiliki beberapa aturan yang melarang penyebaran informasi akademik yang berguna bagi mahasiswa non himpunan sehingga sangat menyulitkan bagi mahasiswa non himpunan. Berbagai informasi mengenai soal-soal ujian tahun sebelumnya, solusi pengerjaan, informasi beasiswa, kunjungan industri, dan sebagainya tidak akan menjadi hak dari mahasiswa non himpunan.
Akan tetapi beberapa osjur yang dilakukan masih menggunakan metode yang tidak tepat. Pada beberapa interaksi osjur masih terdapat agitasi (lebih dikenal sebagai situasi dimana mahasiswa baru dimarahi dan diteriaki oleh massa himpunan apabila melakukan kesalahan). Terkadang mahasiswa juga diminta untuk melakukan hukuman fisik (misalkan push up, squat jump, atau lari) bila melakukan kesalahan.  Metode ini kurang baik karena menunjukkan kekasaran dan kurangnya profesionalitas dari kakak tingkat.

Kaderisasi (osjur) seperti apa yang baik?

Berbicara mengenai osjur, pertama-tama kaderisasi yang baik adalah kaderisasi yang berjalan sesuai dengan tujuan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan itu sendiri. Kaderisasi yang baik harus dipikirkan secara matang baik materi yang ingin disampaikan dan metode yang digunakan. Materi dan metode yang digunakan harus tepat sasaran. Adapun pelaksana kaderisasi harus mengetahui tugas dan kewajibannya sebagai pelaksana kaderisasi dengan baik sehingga materi dan metode yang telah dirancang dengan baik akan tersampaikan dengan baik.
Kaderisasi yang baik juga melibatkan interaksi dua arah dari pelaksana dan peserta kaderisasi. Baik pelaksana dan peserta harus mendapat pembelajaran dari kaderisasi tersebut untuk berjalan ke arah yang lebih baik.

Kaderisasi yang baik juga tidak memakan waktu terlalu lama. Waktu yang sangat berharga bagi mahasiswa ini sebaiknya digunakan dengan baik untuk kegiatan akademis dan tujuan dari himpunan itu sendiri, misalkan keprofesian.
Sebenarnya masih ada juga metode kaderisasi aktif, atau kaderisasi cultural yang berlangsung secara kontinyu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar